FACEBOOK adalah salah satu fenomena dunia kita. Betapa tidak, situs jejaring sosial ini berkembang dari titik puluhan user dalam sebuah kampus, kemudian merambah pada tingkatan negara dan benua. Hingga Juli 2009, user jejaring ini telah mencapai 250juta orang.
Sementara itu, beberapa waktu lalu di Jawa Timur, muncul sebuah fatwa dari ulama-ulama yang kabarnya mengharamkan jejaring buatan Mark Zuckerberg ini. Namun setelah ditelusuri lebih jauh, tingkat keharaman yang dimaksud adalah kalau situs ini digunakan secara berlebihan seperti untuk perbuatan maksiat. Ia bisa menjadi surga bagi kita, juga bisa menjadi neraka kalau salah menggunakannya.
Buku ini terdiri dari tiga bab, yaitu dimulai dengan kilasan tentang Facebook, bagaimana menggunakannnya dan memanfaatkan jejaring ini untuk kebutuhan dakwah. Selama ini buku-buku Facebook yang berada di pasaran lebih banyak menceritakan secara teknis how to menggunakan fasilitasnya, masih jarang bahkan belum ada yang menuliskan tentang cara berdakwah lewat situs ini berikut adab-adab Islami yang perlu dijaga oleh para Facebookers.
Kenapa perlu berdakwah lewat Facebook? Penulis mengambil alasan bahwa dakwah adalah ajakan atau seruan untuk mengerjakan yang ma’ruf (baik) dan meninggalkan yang munkar (buruk). Ini senada dengan firman Allah Swt dalam surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi, ““Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
Karena dakwah adalah ajakan, maka dimanapun kita, kita perlu mengajak orang lain untuk menuju kebaikan. Tak jarang dalam menggunakan fasilitas ini ada saja satu dua orang yang terlena, olehnya itu dakwah baik dari ayat-ayat Al-Qur’an, hadits ataupun kata-kata motivatif sangatlah berguna sebagai suluh penerang bagi yang lain. “Bete banget deh”, “pusinggg” dan sejenisnya yang biasanya muncul dari para Facebookers yang bete dan pusing perlu diberikan masukan, share, dan nasehat agar tetap bersyukur dan mengambil ibrah dari peristiwa yang terjadi.
Banyak fasilitas Fb yang bisa digunakan untuk dakwah, yaitu notes, photos, status, video, chatting, atau events. Notes yang mencerahkan biasanya akan mencerahkan juga para pembacanya. Status yang baik, yang positif dan motivatif juga berguna bagi pembaca lainnya. Artinya, apapun yang kita lakukan, sebisa mungkin dilakukan dengan pertimbangan dakwah dan pencerahan bagi orang lain.
Pada bagian ketiga, penulis juga menjelaskan tentang adab-adab muslim dalam berjejaring sosial di dunia maya. Diantaranya adalah tidak berghibah, berkata kotor, berkeluh kesah, dan sebaiknya banyak memberikan nasehat karena agama itu sendiri adalah nasehat.
Pada 30 Mei 2009 jam 04.38, situs inilah.com menulis sebuah berita, “Yuk! Berdakwah via Facebook.” Laporan dari Padang menyebutkan, “Mantan Ketua Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) Sumatera Barat, Buya Mas'oed Abidin, menilai Facebook bisa dimanfaatkan positif sebagai sarana dakwah.”
Menurut Abidin, yang paling utama perlu diperbuat oleh kita semua adalah mendidik umat agar tidak melakukan yang haram, sehingga kemajuan ilmu tenologi (IT) dapat dijadikan sarana ke arah yang positif. Buya Mas’oed mencontohkan alat kontrasepsi bagi laki-laki (kondom) tidaklah haram jika digunakan pada tempat yang halal. Sebaliknya akan menjadi haram apabila digunakan pada tempat dan cara yang haram. “Media maya selain dapat dijadikan sarana dakwah, juga bisa membangun hubungan sillaturrahmi antar sesama umat, sehingga banyak juga hal positifnya,“ demikian seperti dikutip inilah.com.
Dunia maya adalah salah satu dunia dimana kita hidup. Di sana ada—seperti juga dunia nyata—ada orang baik-baik, juga ada yang bertabiat buruk. Mereka yang baik—seperti dalam sehari-hari kita—bisa saja bertindak yang salah. Pun demikian, mereka yang sehari-harinya tidak baik, tak menutupkemungkinan akan menjadi baik lewat informasi, berita-berita, kajian-kajian dakwah yang dipublikasikan lewat internet.
Kalau selama ini dakwah lebih banyak menyentuh wilayah nyata, maka di dunia maya, dakwah juga perlu sampai ke sana. Perkembangan situs-situs Islam yang berdiri seperti eramuslim.com, sabili.co.id, swaramuslim.net, arrahmah.com, warnaislam.com adalah salah satu ikhtiar untuk menyemarakkan dakwah di dunia maya. Seorang yang berada jauh dari kita, kalau memiliki koneksi internet, akan bisa mengakses materi-materi yang disampaikan. Dengan begitu, maka informasi dakwah bisa tersebar ke banyak tempat.
Dakwah adalah tugas kita semua. Setelah para nabi dan rasul tiada, hingga nabi yang terakhir yaitu nabi Muhammad Saw, tugas kaum muslimin adalah berdakwah. Karena dengan dakwahlah kita semua menjadi mulia. Karena dengan dakwahlah kita menjadi sebenar-benar khalifah Allah di muka bumi ini.
Dalam al-Qur’an surat Fusshilat ayat 33, Allah Swt memberikan pertanyaan kepada kita semua, “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang berdakwah di jalan Allah, beramal shaleh, dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?”
Dari ayat itu kita bisa mengambil sebuah pelajaran bahwa orang terbaik di muka bumi ini adalah mereka yang berdakawah. Dalam konteks dunia maya, mereka yang terbaik adalah yang berdakwah lewat dunia maya. Atau, dalam dunia Facebook, mereka yang terbaik, adalah yang status, notes, atau video-video yang diposting-nya adalah yang bernilai dakwah.
Mari kita berdakwah via Facebook. Karena di Facebook banyak yang membutuhkan pencerahan. Mari berikan penerangan di Facebook, karena banyak yang butuh cahaya. Dan, mari menjadi muslim terbaik—dimanapun kita berada—termasuk saat Facebukan. Mari, berdakwah via Facebook! ***
Sementara itu, beberapa waktu lalu di Jawa Timur, muncul sebuah fatwa dari ulama-ulama yang kabarnya mengharamkan jejaring buatan Mark Zuckerberg ini. Namun setelah ditelusuri lebih jauh, tingkat keharaman yang dimaksud adalah kalau situs ini digunakan secara berlebihan seperti untuk perbuatan maksiat. Ia bisa menjadi surga bagi kita, juga bisa menjadi neraka kalau salah menggunakannya.
Buku ini terdiri dari tiga bab, yaitu dimulai dengan kilasan tentang Facebook, bagaimana menggunakannnya dan memanfaatkan jejaring ini untuk kebutuhan dakwah. Selama ini buku-buku Facebook yang berada di pasaran lebih banyak menceritakan secara teknis how to menggunakan fasilitasnya, masih jarang bahkan belum ada yang menuliskan tentang cara berdakwah lewat situs ini berikut adab-adab Islami yang perlu dijaga oleh para Facebookers.
Kenapa perlu berdakwah lewat Facebook? Penulis mengambil alasan bahwa dakwah adalah ajakan atau seruan untuk mengerjakan yang ma’ruf (baik) dan meninggalkan yang munkar (buruk). Ini senada dengan firman Allah Swt dalam surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi, ““Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
Karena dakwah adalah ajakan, maka dimanapun kita, kita perlu mengajak orang lain untuk menuju kebaikan. Tak jarang dalam menggunakan fasilitas ini ada saja satu dua orang yang terlena, olehnya itu dakwah baik dari ayat-ayat Al-Qur’an, hadits ataupun kata-kata motivatif sangatlah berguna sebagai suluh penerang bagi yang lain. “Bete banget deh”, “pusinggg” dan sejenisnya yang biasanya muncul dari para Facebookers yang bete dan pusing perlu diberikan masukan, share, dan nasehat agar tetap bersyukur dan mengambil ibrah dari peristiwa yang terjadi.
Banyak fasilitas Fb yang bisa digunakan untuk dakwah, yaitu notes, photos, status, video, chatting, atau events. Notes yang mencerahkan biasanya akan mencerahkan juga para pembacanya. Status yang baik, yang positif dan motivatif juga berguna bagi pembaca lainnya. Artinya, apapun yang kita lakukan, sebisa mungkin dilakukan dengan pertimbangan dakwah dan pencerahan bagi orang lain.
Pada bagian ketiga, penulis juga menjelaskan tentang adab-adab muslim dalam berjejaring sosial di dunia maya. Diantaranya adalah tidak berghibah, berkata kotor, berkeluh kesah, dan sebaiknya banyak memberikan nasehat karena agama itu sendiri adalah nasehat.
Pada 30 Mei 2009 jam 04.38, situs inilah.com menulis sebuah berita, “Yuk! Berdakwah via Facebook.” Laporan dari Padang menyebutkan, “Mantan Ketua Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) Sumatera Barat, Buya Mas'oed Abidin, menilai Facebook bisa dimanfaatkan positif sebagai sarana dakwah.”
Menurut Abidin, yang paling utama perlu diperbuat oleh kita semua adalah mendidik umat agar tidak melakukan yang haram, sehingga kemajuan ilmu tenologi (IT) dapat dijadikan sarana ke arah yang positif. Buya Mas’oed mencontohkan alat kontrasepsi bagi laki-laki (kondom) tidaklah haram jika digunakan pada tempat yang halal. Sebaliknya akan menjadi haram apabila digunakan pada tempat dan cara yang haram. “Media maya selain dapat dijadikan sarana dakwah, juga bisa membangun hubungan sillaturrahmi antar sesama umat, sehingga banyak juga hal positifnya,“ demikian seperti dikutip inilah.com.
Dunia maya adalah salah satu dunia dimana kita hidup. Di sana ada—seperti juga dunia nyata—ada orang baik-baik, juga ada yang bertabiat buruk. Mereka yang baik—seperti dalam sehari-hari kita—bisa saja bertindak yang salah. Pun demikian, mereka yang sehari-harinya tidak baik, tak menutupkemungkinan akan menjadi baik lewat informasi, berita-berita, kajian-kajian dakwah yang dipublikasikan lewat internet.
Kalau selama ini dakwah lebih banyak menyentuh wilayah nyata, maka di dunia maya, dakwah juga perlu sampai ke sana. Perkembangan situs-situs Islam yang berdiri seperti eramuslim.com, sabili.co.id, swaramuslim.net, arrahmah.com, warnaislam.com adalah salah satu ikhtiar untuk menyemarakkan dakwah di dunia maya. Seorang yang berada jauh dari kita, kalau memiliki koneksi internet, akan bisa mengakses materi-materi yang disampaikan. Dengan begitu, maka informasi dakwah bisa tersebar ke banyak tempat.
Dakwah adalah tugas kita semua. Setelah para nabi dan rasul tiada, hingga nabi yang terakhir yaitu nabi Muhammad Saw, tugas kaum muslimin adalah berdakwah. Karena dengan dakwahlah kita semua menjadi mulia. Karena dengan dakwahlah kita menjadi sebenar-benar khalifah Allah di muka bumi ini.
Dalam al-Qur’an surat Fusshilat ayat 33, Allah Swt memberikan pertanyaan kepada kita semua, “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang berdakwah di jalan Allah, beramal shaleh, dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?”
Dari ayat itu kita bisa mengambil sebuah pelajaran bahwa orang terbaik di muka bumi ini adalah mereka yang berdakawah. Dalam konteks dunia maya, mereka yang terbaik adalah yang berdakwah lewat dunia maya. Atau, dalam dunia Facebook, mereka yang terbaik, adalah yang status, notes, atau video-video yang diposting-nya adalah yang bernilai dakwah.
Mari kita berdakwah via Facebook. Karena di Facebook banyak yang membutuhkan pencerahan. Mari berikan penerangan di Facebook, karena banyak yang butuh cahaya. Dan, mari menjadi muslim terbaik—dimanapun kita berada—termasuk saat Facebukan. Mari, berdakwah via Facebook! ***

Tidak ada komentar:
Posting Komentar